LONDON – Kisruh masalah keputusan FIA tentang GP Bahrain yang banyak ditentang sejumlah pihak, sontak menjadi perhatian pula bagi Menteri Olahraga Inggris, Hugh Michael Robertson.
Sejumlah pihak, termasuk pembalap memrotes penetapan GP Bahrain yang tetap masuk kalender Formula One (F1). Sebelumnya, GP Bahrain dipertimbangkan pencoretannya atas insiden Hak Asasi Manusia saat krisis politik terjadi di Bahrain awal tahun ini.
Kasus kematian 30 pengunjuk rasa pro-demokrasi dan ratusan lainnya yang ditahan, mengundang reaksi dunia. Hal ini tentu mengundang perhatian para pembalap yang juga mengkhawatirkan keamanan.
Hasil keputusan FIA mengenai Bahrain hanya berupa pengunduran jadwal menjadi 30 Oktober mendatang. Keputusan ini segera mendapat banyak kritikan dari beberapa pihak. Keputusan ini dinilai kontroversial dan dicurigai ada muatan dan desakan politik dari pihak Bahrain.
Hal ini pun mengundang keprihatinan Robertson sebagai insan olahraga. Robertson juga mengkhawatirkan masalah keamanan yang belum stabil di Bahrain.
“Anda tak boleh membiarkan politik mengambil alih olahraga. Jika itu terjadi maka bencana bagi olahraga,” ungkap Robertson seperti disitat Peterboroughtoday.co.uk, Senin (6/6/2011).
“Anda harus tahu kenapa pihak oposisi menginginkan seri Bahrain tetap berjalan. Masalahnya jika mereka merencanakan unjuk rasa dan protes di sekitar sirkuit, tentu itu membahayakan bagi semua pihak,” pungkas sang Menteri.
Meski begitu, Bernie Ecclestone masih belum mau ambil tindakan lanjutan mengenai sejumlah protestan dari pembalap. Dia masih ingin melihat situasinya jelang balapan dan berharap tercipta kedamaian di sana.
“Tentu semua orang ingin merasa aman ketika berlaga di sana. Pada akhirnya kita semua akan menunggu dan melihat apa yang akan terjadi di Bahrain. Jika sudah tercipta keadaan damai, maka tentu saja semuanya akan baik-baik saja,” ungkap Ecclestone.
0 komentar:
Posting Komentar