Jumat, 28 Oktober 2011

The Brain Controls Insulin Action

Insulin regulates blood glucose primarily by two mechanisms:
  1. Suppressing glucose production by the liver
  2. Enhancing glucose uptake by other tissues, particularly muscle and liver
Since the cells contained in liver, muscle and other tissues respond directly to insulin stimulation, most people don't think about the role of the brain in this process. An interesting paper just published in Diabetes reminds us of the central role of the brain in glucose metabolism as well as body fat regulation (1). Investigators showed that by inhibiting insulin signaling in the brains of mice, they could diminish insulin's ability to suppress liver glucose production by 20%, and its ability to promote glucose uptake by muscle tissue by 59%. In other words, the majority of insulin's ability to cause muscle to take up glucose is mediated by its effect on the brain.

Read more »

Minggu, 23 Oktober 2011

Harvard Food Law Society "Forum on Food Policy" TEDx Conference

Last Friday, it was my pleasure to attended and present at the Harvard Food Law Society's TEDx conference, Forum on Food Policy. I had never been to Cambridge or Boston before, and I was struck by how European they feel compared to Seattle. The conference was a great success, thanks to the dedicated efforts of the Food Law Society's presidents Nate Rosenberg, Krista DeBoer, and many other volunteers.

Dr. Robert Lustig gave a keynote address on Thursday evening, which I unfortunately wasn't able to attend due to my flight schedule. From what I heard, he focused on practical solutions for reducing national sugar consumption, such as instituting a sugar tax. Dr. Lustig was a major presence at the conference, and perhaps partially due to his efforts, sugar was a central focus throughout the day. Nearly everyone agrees that added sugar is harmful to the nation's health at current intakes, so the question kept coming up "how long is it going to take us to do something about it?" As Dr. David Ludwig said, "...the obesity epidemic can be viewed as a disease of technology with a simple, but politically difficult solution".

Read more »

Jumat, 21 Oktober 2011

ChatOn Alternatif BBM dari Samsung Android

Kingarif86.blogspot.com - Kini telah hadir untuk anda pengguna samsung android, yaitu ChatOn yang hampir sama dengan Black Barry Messanging (BBM). Tapi sayangnya aplikasi ini belum sempurna dan masih memiliki beberapa permasalahan. Pengguna Android hendaklah bersabar mudah-mudahan aplikasi ini dapat berjalan mulus setelah dilakukan perbaikan oleh para ahli.
Banyak pengguna Android mengeluh tentang lambatnya pengiriman kode verifikasi oleh perusahaan Samsung. Sementara ini, Aplikasi ChatOn telah tersedia dan tersebar di 120 negara dengan 62 bahasa yang berbeda. Aplikasi ini diklaim sanagat mirim dengan iMessage dari perusahaan Apple dan Black Barry Messagging (BBM) dari perusahaan Black Barry.

Aplikasi ChatOn dapat bekerja dengan Android, ponsel samsung Bada OS, dan beberapa fitur ponsel Samsung lainya. Yang menjadi keraguan oleh pengguna Android, Samsung belum mempertimbangkan apakah akan mengembangkan aplikasi yang mirip atau serupa untuk Windows Phone 7.

Apakah kegunaan apliksai ChatOn ?
Sama halnya dengan BBM, Aplikasi ChatOn ini bisa chatting secara perorangan atau pun didalam didalam sebuah group, kayak di facebook aja neh....:D. Sobat juga dapat berbagi video, foto, kontak serta lokasi. Yang membedakannya hanya sobat dapat membuat gambar animasi dan memberikan musik sebagai latar belakang, dan ada juga interaction rank, yang dapat meberitahukan sobat, seberapa seringkah sobat berinteraksi dengan teman-teman sobat. Aplikasi sebagus ini kalau tidak di sempurnakan bisa kecewa berat ne pengguna Android.

Berdasarkan hasil kutipan yang saya dapat, Samsumg mengatakan bahwa, ChatOn ini berkerja baik dengan ponsel yang setidaknya memiliki resolusi pixel 489 dari 800, dan dapat dijalankan pada android 2.2 (Froyo) atau pun yang lebih tinggi dari versi sebelumnya..

Mari kita berdoa bersama-sama, semoga apliksai ini disempurnakan dan dapat digunakan langsung tanpa ada keluhan biar puas dihati sobat

Senin, 17 Oktober 2011

Losing Fat With Simple Food-- Two Reader Anecdotes

Each week, I'm receiving more e-mails and comments from people who are successfully losing fat by eating simple (low reward) food, similar to what I described here. In some cases, people are breaking through fat loss plateaus that they had reached on conventional low-carbohydrate, low-fat or paleo diets. This concept can be applied to any type of diet, and I believe it is an important characteristic of ancestral food patterns.

At the Ancestral Health Symposium, I met two Whole Health Source readers, Aravind Balasubramanian and Kamal Patel, who were interested in trying a simple diet to lose fat and improve their health. In addition, they wanted to break free of certain other high-reward activities in their lives that they felt were not constructive. They recently embarked on an 8-week low-reward diet and lifestyle to test the effectiveness of the concepts. Both of them had previously achieved a stable (in Aravind's case, reduced) weight on a paleo-ish diet prior to this experiment, but they still carried more fat than they wanted to. They offered to write about their experience for WHS, and I thought other readers might find it informative. Their story is below, followed by a few of my comments.

Read more »

Jumat, 14 Oktober 2011

Mengenal Penyakit Sindrom Kawasaki

Sindrom Kawasaki atau Kawasaki disease adalah penyakit yang menyerang anak-anak dibawah usia 5 tahun, dan 2 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Penyakit ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Tomisaku Kawasaki dari jepang pada tahun 1967 dan saat itu dikenal sebagai mucocutaneous lymphnode syndrome yang menyerang selaput lendir, kelenjar getah bening, lapisan pembuluh darah dan jantung.

Gejala-gejala kawasaki disease :
1. Demam tinggi biasanya lebih dari 39°c, demam bisa berlangsung selama 1-2 minggu, jika tidak di obati sama sekali, demam bahkan bisa berlangsung 3-4 minggu, tapi jika cepat diberikan pengobatan yang tepat, dalam 2 hari demam juga bisa turun.
2. Rewel, tampak mengantuk
3. Ruam kulit dibatang tubuh dan di sekeliling daerah yang tertutup popok
4. Ruam pada selaput lendir (misalnya lapisan mulut dan vagina)
5. Tenggorokan tampak merah
6. Mata merah tapi tanpa kotoran mata
7. Bibir merah, pecah-pecah bahkan terkelupas dan berdarah
8. Lidah berwarna merah (strawberry-red tongue)
9. Telapak tangan dan kaki berwarna merah, tangan dan kaki membengkak.
10. Pengelupasan kulit pada tangan dan kaki, biasanya diawali dari kulit jari tangan atau kaki.
11. Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya dibagian leher.
12. Nyeri persendian (atralgia) dan pembengkakan, sering kali simetris (pada sisi tubuh kiri dan kanan)
13. Detak jantung lebih cepat dari biasanya
14. Kadang-kadang terjadi keluhan kesulitan bernafas.

Penyebab sindrom kawasaki
Penyebab penyakit kawasaki hingga saat ini belum diketahui meski di duga kuat akibat suatu infeksi. Belum ada bukti yang meyakinkan. Karena itu, cara pencegahannya juga belum diketahui. Penyakit ini juga tidak terbukti menular. Walaupun demikian, penyakit ini harus segera diberikan pengobatan, karena bisa menyebabkan komplikasi ke jantung yang bisa menyebabkan pembengkakan pembuluh darah jantung dan kerusakan jantung. Bahkan bisa menyebabkan serangan jantung pada anak-anak. Komplikasi ke jantung bisa dihindari jika pengobatan di lkukan tidak lebih dari satu minggu setelah anak terserang demam.

Penyakit ini hanya bisa diidentifikasi dari gejala-gejala yang mengikutinya, tidak ada pemeriksaan khusus yang bisa menentukan apakah seorang anak terjangkit penyakit ini atau tidak, sedangkan penyakit ini perlu penanganan secepatnya untuk mencegah komplikasi.

Sehingga yang harus diperhatikan adalah gejalanya saja, jika terjadi demam tinggi pada anak sampai mencapai lebih dari 39°c dan tidak turun selama 5 hari diikuti dengan 4 sampai 5 gejala diatas, bisa dipastikan anak tersebut sindrom kawasaki.

Komplikasi
Sekitar 5-20% penderita mengalami komplikasi jantung, yang biasanya timbul pada minggu ke 2-4 :
~ Peradangan arteri koroner, yaitu arteri yang membawa darah ke jantung
~ Aneurisma, yaitu pelebaran bagian dari arteri koroner
~ Perikarditis, yaitu peradangan kantung jantung
~ Miokarditis akut, yaitu peradangan otot jantung
~ Gagal jantung
~ Infark miokardium, yaitu kematian otot jantung

Komplikasi lainnya :
» Ruam yang tidak biasa uveitis anterior
» Nyeri atau peradangan sendi (terutama sendi-sendi yang kecil)
» Meningitis aseptik, yaitu peradangan non-infeksius pada selaput otak
» Peradangan kandung empedu
» Diare

Pemerikasaan yang bisa dilakukan :
1. EKG dan ekokardiografi, bisa menunjukkan tanda-tanda dari miokarditis, perikarditis, artritis, meningitis aseptik atau vaskulitis koroner
2. Hitung darah lengkap (menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih dan anemia(berkurangnya jumlah sel darah merah); pemeriksaan darah berikutnya menunjukkan peningkatan jumlah trombosit
3. Rontgen dada
4. Analisa air kemih (bisa menunjukkan adanya nanah atau protein dalam air kemih)

Cara penanganan anak penderita kawasaki :
1. Anak-anak yang menderita penyakit kawasaki harus dirawat dirumah sakit dan diawasi oleh dokter anak dan dokter jantung untuk anak-anak.

2. Pemberian Immunoglobulin
Ini adalah pengobatan standar yang harus diberikan pada penderita untuk mncegah komplikasi penyakit ke jantung. Pemberian immunoglobulin sangat efektif untuk menurunkan demam dalam waktu 24 jam setelah diberikan untuk mencegah komplikasi ke jantung jika demam belum melewati 1 minggu.

3. Pemberian aspirin
Aspirin juga memegang peranan penting, biasanya setelah demam turun, pasien tetap diberikan aspirin untuk mencegah pembekuan darah.

4. Setelah sembuh, tetap harus dilakukan EKG atau pemeriksaan jantung beberapa minggu sekali untuk memantau kondisi jantung, jika hasilnya bagus untuk beberapa waktu, 1 atau 2 tahun sekali tetap harus mengadakan EKG untuk memastikan kesehatan jantungnya.

Pada penderita yang secara klinis telah sembuh total sekalipun, dikatakan pembuluh koronernya akan mengalami kelainan pada lapisan dalam yang memudahkan terjadinya penyakit jantung koroner pada usia dewasa kelak. Jika ditemukan serangan jantung koroner akut pada usia muda, mungkin perlu dipikirkan kemungkinan pernah terkena penyakit kawasaki saat masih anak-anak. Kiranya perlu kewaspadaan terhadap penyakit ini agar tidak menimbulkan korban lebih lanjut.
Published with Blogger-droid v1.7.2

Minggu, 09 Oktober 2011

Lawan Bau Mulut Tak Sedap

Secantik dan setampan apapun, orang akan kehilangan daya tarik jika memiliki aroma napas tak sedap. Sebenarnya ada cara mudah untuk mengetes aroma mulut. Tekan jari yang bersih ke dalam mulut lalu usap air liur dibelakang lidah. Diamkan beberapa saat lalu cium jari anda. Apakah itu bau yang ingin anda cium?

Ada 6 penyebab bau mulut lain yang wajib diketahui.
1. Bakteri
Mulut merupakan salah satu tempat yang disukai bakteri. Mikroorganisme ini bersembunyi diantara gigi dan permukaan lidah. Saat bakteri-bakteri itu berkembang biak dan menumpuk meraka akan mengeluarkan racun dan bau yang kurang sedap.

2. Tonsil
Lubang dibagian dalam tonsil (amandel) disebut crypts, merupakan salah satu biang keladi halitosis. Pada bulatan-bulatan jaringan limfe di tonsil yang membengkak sering terselip sisa makanan dan kuman sehingga menimbulkan bau tidak enak.

3. Makanan beraroma tajam dan kebiasaan buruk
Makanan seperti bawang putih, durian, atau ikan, juga menyebabkan bau mulut, meskipun kita sering menyikat gigi. Begitu juga dengan kebiasaan buruk seperti merokok, yang bisa menyebabkan napas beraroma tidak sedap.

4. Gangguan perut
Kadang kala gangguan di perut atau usus bisa menyebabkan bau mulut, terutama saat bersendawa. Diet rendah karbohidrat juga menyebabkan ketosis, pembakar lemak di tubuh menyebabkan bau naga.

5. Penyakit
Bau mulut juga bisa jadi pertanda adanya penyakit seperti infeksi saluran napas, infeksi sinus kronis, diabetes, gangguan ginjal, lever, dan asam refluks kronis.

6. Mulut kering
Kurang minum air dan mulut yang kering juga merupakan kontributor penyebab masalah bau mulut. Karena itulah, ketika bangun tidur di pagi hari bau mulut kita tidak sedap. Bau ini biasanya hilang setelah kita sikat gigi dan minum air.

Ada beberapa cara mudah untuk mengatasi bau mulut tak sedap, antara lain dengan makan beberapa jenis makanan tertentu seperti :

1. Makan Yoghurt
Sebuah penelitian membuktikan bahwa satu porsi yoghurt setiap hari dapat mengurangi bau mulut tak sedap. Karena bakteri baik dalam yoghurt mengurangi penyakit gusi dan plak dalam mulut yang menjadi penyebab bau mulut tak sedap. Pilih yoghurt berkualitas baik, dan usahakan yang tawar tanpa perasa dan pemanis agar mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Makanan Berserat
Makanan renyah dan berserat seperti sayuran dan buah-buahan adalah makanan yang baik agar mulut tetap aktif. Contohnya seledri dan mentimun, yang dapat meningkatkan produksi air liur yang ampuh menyapu bakteri penyebab bau mulut tak sedap. Apel yang renyah sebagai pencuci mulut bisa membersihkan sisa-sisa makanan ini. Efek penawar aroma mulut tak sedap juga dimiliki daun peterseli, daun mint, rosemary dan daun ketumbar. Saat anda bersantap jangan ragu mengunyah daun yang sering dijadikan hiasan makanan itu.

3. Permen
Kini sudah banyak dijual permen yang sekaligus bisa menghilangkan bau mulut tak sedap. Permen mint dan permen karet adalah salah satunya. Dengan mengunyah permen karet produksi air liur bisa meningkat hingga sepuluh kali lipat. Namun, sebaiknya pilih permen karet bebas gula atau yang mengandung pemanis alami seperti xylitol dan sorbitol agar tidak membuat gigi jadi rusak.

4. Vitamin C
Makanan yang mengandung vitamin c, seperi jeruk, strawberry, dan semua buah yang memiliki rasa yang asam akan membuat pertumbuhan tidak nyaman buat bakteri. Selain itu, vitamin c juga mencegah terjadinya penyakit gusi dan radang gusi penyebab utama bau mulut tak sedap atau halitosis.

5. Air putih
Bau mulut tak sedap dapat terjai ketika bakteri di lidah memecah protein makanan, terutama gula dan produk susu yang dapat melepas senyawa belerang. Dan perlu diketahui, musuh bakteri dalam mulut adalah oksigen yang ditemukan dalam air liur. Beberapa obat, seperti antidepresan, obat tekanan darah, dan antihistamin, dapat menyebabkan mulut kering. Asupan air harus ditingkatkan jika obat-obatan diatas dikonsumsi. Delapan gelas sehari, adalah konsumsi air putih ideal yang sangat dianjurkan.

6. Teh hijau
Kandungan polifenol dalam teh hijau menurunkan senyawa sulfur dalam mulut. Pastikan meminumnya tanpa gula atau susu. Menambahkan gula atau susu akan meningkatkan bakteri. Selain itu teh hijau dapat membantu mencegah penyakit gusi. Sementara kandungan mint dalam juga memiliki manfaat menetralkan aroma tak sedap usai mengonsumsi bawang putih.

7. Tea-tree oil
Tetesan minyak teh ke sikat gigi untuk menyikat bagian belakang lidah dan gusi. Setelahnya kumur dengan air. Cara ini ampuh membunuh beberapa bakteri, penyebab nafas tak sedap, yang tersembunyi dirongga mulut. Namun, cara ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.
Published with Blogger-droid v1.7.2

Jumat, 07 Oktober 2011

The Case for the Food Reward Hypothesis of Obesity, Part II

In this post, I'll explore whether or not the scientific evidence is consistent with the predictions of the food reward hypothesis, as outlined in the last post.

Before diving in, I'd like to address the critique that the food reward concept is a tautology or relies on circular reasoning (or is not testable/falsifiable). This critique has no logical basis. The reward and palatability value of a food is not defined by its effect on energy intake or body fatness. In the research setting, food reward is measured by the ability of food or food-related stimuli to reinforce or motivate behavior (e.g., 1). In humans, palatability is measured by having a person taste a food and rate its pleasantness in a standardized, quantifiable manner, or sometimes by looking at brain activity by fMRI or related techniques (2). In rodents, it is measured by observing stereotyped facial responses to palatable and unpalatable foods, which are similar to those seen in human infants. It is not a tautology or circular reasoning to say that the reinforcing value or pleasantness of food influences food intake and body fatness. These are quantifiable concepts and as I will explain, their relationship with food intake and body fatness can be, and already has been, tested in a controlled manner.

1. Increasing the reward/palatability value of the diet should cause fat gain in animals and humans

Read more »

Senin, 03 Oktober 2011

Mendapatkan Dollar Dari PPCIndo

PPCIndo adalah merupakan sebuah layanan iklan online PPC (Pay per Click) di Indonesia, model iklan internet dimana pengiklan membayar ke pemilik website atau blog ketika iklannya di-klik atau dengan kata lain Bayar per klik atau bisa juga disebut biaya per klik. Sedangkan PPCIndo.com bertindak sebagai suatu perantara antara pemasang iklan dan penerbit iklan, menurut informasi yang saya dapatkan situs ini pertama dirikan pada tanggal 6 Februari 2008 merupakan penyedia jasa periklanan online di jaringan website menawarkan berbagai jumlah  keuntungan bagi pemasang dan penerbit iklan. PPCIndo sangat mudah digunakan bahkan bagi orang blogger pemula  sekalipun. bisa juga menggantikan google adsense sob, contohnya blog ini setelah akun GA saya dibanned saya beralih ke PPCIndo.

Saat ini mempunyai sebuah situs atau blog bukan lagi hanya sebagai tempat untuk curhat, berbagi foto, audio video, menuangkan ide baru, forum, dsb melainkan juga sebagai landasan untuk dapat memperoleh penghasilan dari internet. Sudah banyak blogger menikmati hasil dari blognya yang berupa  bayaran  dollar maupun rupiah secara langsung dan terbukti, tidak sedikit pula akun paypal maupun rekening bank para blogger selalu terisi uang setiap bulannya.

Publisher PPCindo

Salah satu penghasilan dollar adalah PPCIndo.com. Situs Indonesia ini memberikan dollar bagi penerbit iklan PPC (publisher) dan akan membayar apabila telah tercapai saldo  minimal $ 10 tentu saja dollar yang dapat di uangkan dengan rupiah dengan nilai tukar yang berlaku. Syarat utama untuk mendapat dollar dari PPCIndo.com adalah saobat harus mempunyai situs/blog apabila ingin menjadi publisher atau penerbit ikan. Kemudahan dari situs PPCIndo.com adalah proses daftar yang mudah dan tentu saja gratis tidak usah repot-repot sob. 

Setelah akun aktif, sobat langsung bisa meletakkan iklan di situs kita (penerbit/publisher). Dan yang lebih menggiurkan lagi ne … nilai klik besar. Tampilan iklan terlihat begitu serasi apabila dimasukkan ke dalam post, seolah menyatu dengan artikel, model tampilan lengkap, mulai berbentuk teks maupun banner dengan tampilan yg dinamis, anda tinggal pilih dan menyesuikan dengan tema situs dan selera anda. Kalau Anda tertarik kunjungi situs PPCIndo.com dan segeralah daftar untuk menjadi publisher dan segera mengisi tabungan kita dengan dollar

Sebelum sobat memasang iklan di web atau blog sobat ada baiknya sobat baca dulu ketentuan yang berlaku di PPCIndo, agar sobat tidah tersesat kejalan yang salah.

Sabtu, 01 Oktober 2011

The Case for the Food Reward Hypothesis of Obesity, Part I

Introduction

When you want to investigate something using the scientific method, first you create a model that you hope describes a natural phenomenon-- this is called a hypothesis. Then you go about testing that model against reality, under controlled conditions, to see if it has any predictive power. There is rarely a single experiment, or single study, that can demonstrate that a hypothesis is correct. Most important hypotheses require many mutually buttressing lines of evidence from multiple research groups before they're widely accepted. Although it's not necessary, understanding the mechanism by which an effect occurs, and having that mechanism be consistent with the hypothesis, adds substantially to the case.

With that in mind, this post will go into greater detail on the evidence supporting food reward and palatability as major factors in the regulation of food intake and body fatness. There is a large amount of supportive evidence at this point, which is rapidly expanding due to the efforts of many brilliant researchers, however for the sake of clarity and brevity, so far I've only given a "tip of the iceberg" view of it. But there are two types of people who want more detail: (1) the skeptics, and (2) scientifically inclined people who want mechanism. This post is for them. It will get technical at times, as there is no other way to convey the material effectively.

Read more »